Senin, 11 Agustus 2014

Konspirasi Organisasi Keberagamaan dalam Negara


syistem pemerintahan suatu negara terkadang dianggap gagal lantaran gagalnya para pelaksana pemerintahan tersebut, untuk negara indonesia yg dilatarbelakangi berbagai macam kultur, budaya, agama, suku dan ras, memungkinkan akan adanya banyak konflik.. jika konflik tersebut adalah konflik antar suku, agama, atau ras itu menjadi hal yg wajar karena di dasarkan atas perbedaan-perbedaan yg sudah jelas berdasarkan karakteristik suatu kelompok.. 

akan tetapi menjadi aneh rasanya jika konflik itu adalah konflik searah atau dari satu kelompok. suatu kelompok dapat dibedakan dengan kelompok lainnya dengan melihat hal mendasar yg diperjuangkan dari kelompok-kelompok tersebut..

islam misalnya,, islam yg dalam sejarahnya di ramalkan akan terpecah menjadi 73 kelompok, untuk di indonesia saja udah lahir banyak kelompok, mulai dari mazhab-mazhab sampai pada ormas-ormas yg berlabel-kan "Islam" ada yg fanatik, ada yg sembunyi-sembunyi, ada yg politis, ada yg abal-abal, macam-macam model berkelompok manusia yg di label-kan atas islam.. masing-masing memproklamirkan perjuangan atas nilai ketuhanan.

nilai-nilai dasar dalam agama yg menjadi hal pemersatu menjadi terlupakan, sehingga yg muncul hanyalah ego dalam keber-agama-an yg berujung pada tindakan anarkisme.. syistem perang yg di ajarkan oleh pembawa ajaran tuhan (tidak menyerang kecuali di serang) menjadi bunga tidur yg jika kita bangun dari tidur itu menjadi hal yg terlupakan. tertutupi oleh sejarah ke-emasan islam yg ekspansinya sampai ke berbagai negara termaksud andalusia (Spanyol), padahal jika kita lihat dari prinsip perang islam; itu adalah hal yang memalukan yg membuat islam dilekatkan dengan  nilai teroris (karena melupakan prinsip perang yg telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW)

mazhab-mazhab dan ormas-ormas islam di indonesia apakah organisasi islam yg konsep dasar keberislamannya beda.!!?? jika iya,, maka jangan pertentangkan pada wilayah-wilayah yg furu.. fiqh, adalah hasil penafsiran dari syariat bergantung pada kualitas penafsir terhadap hal yang mendasar (Tauhid), jadi yg harus kita luruskan disini adalah apakah hal mendasar yg dijadikan nilai perjuangan kita itu sama atau tidak.. jika sama dan terjadi perbedaan pada wilayah selanjutnya artinya kita menjadikan agama hanya sebatas sensasi dalam meraih kekuasaan terhadap suatu negara (dalam hal ini Indonesia)

dalam beberapa kasus yg dihadapi organisasi yg berlabel-kan islam, menjadikan pemerintah sebagai kambing hitam dari kepentingan mereka, pemerintah yg seharusnya menjadi orang tua (selama perintah yg diberikan itu baik maka dikerjakan jika perintah itu bertentangan dengan ajaran agama maka jangan dilakukan) yg semestinya di taati (ridho orang tua adalah ridho tuhan) malah mendapatkan caci dan makian dari kelompok-kelompok yg merasa benar (merasa islam bangat), tindakan ini sama saja menghinakan diri dan derajat keislaman kita di mata dunia dan tuhan.

seolah-olah kebenaran kita menjadi mutlak melebihi kemutlakan kebenaran tuhan, meneriakan nama tuhan tapi tuhan sendiri terlupakan. entah kebenaran macam apa yg diyakini.