Senin, 12 Desember 2011

HAM DIMATA MAHASISWA / I

          Dengan profil kampus yang ada di tangan kedua orang tua yang di situ terpampang rapih beberapa foto tokoh Prof, Dr, dst membuat orang tua kita yakin akan tempat dimana mereka menitip anak-anaknya. Anak-anak yang dijadikan tumpuan harapan bagi mereka kelak setelah mereka tidak mampu lagi mejalankan kewajiban sebagai orang tua..

           Dengan hati bangga orang tua memamerkan keberadaan anaknya di sekeliling Prof, Dr. dst.. tapi apa yang terjadi sesampai anak-anak mereka di kampus.. kampus memberlakukan sistem dan aturan yang sangat ketat dengan proses pembelajaran yang sangat ketat pula, dengan penekanan nilai sebagai tujuan yang akan dicapai. pergi pagi pulang sore dengan badan letih dan kelehan sampai di rumah tugas menumpuk dan harus di presentasekan esok harinya, dalam keadaan seperti ini kopentensi yang di harapkan pastilah tercapai akan tetapi beberapa hal terlupakan bahwasannya jaminan kecerdasan seseorang bukanlah pada wilayah dia kompeten dalam akademikanya karena setelah itu semua, mereka harus berhadapan dengan masyarakat yang kompleks yang memiliki banyak tuntutan, banyak sudat pandang...

           Dalam keadaan seperti ini mahasiswa/i dengan sedikit waktu libur maka waktu itu akan dimanfaatkan dengan baik dan penuh hati-hati karena sebelumnya mereka terus tertekan dengan kewajiban seorang mahasiswa dan tuntutan orang tua.. maka tidak heran mahasiswa/i yang seperti ini menghabiskan waktu kosongnya dengan nongkrong di tempat-tempat diskotik, mall-mall, retro, pusat-pusat perbelajaan, dan sebagian lagi menghabiskan waktunya bersama sang kekasih di kos-kosannya.. tidak mengherankan jika porstitusi banyak terjadi dikalangan-kalangan akademika kampus.
Karena kehidupan mereka yang seperti ini nantinya melahirkan sarjana-sarjana yang bemental diskotik, mental retro, mental mall, mental-mental konsumsi... tampa akhlak... secara tidak langsung HAM sebagai seorang mahasiswa mereka telah mengadainya dengan mental-mental tadi yang seharusnya mereka memiliki mental manusia sebagai haknya seorang mahasiswa/i yang tidak sekedar mengkonsusmi, memntikan kepentingan sendiri, kelompok, ras dan etnis..

         Sebagianya lagi mahasiswa/i yang sibuk dengan dunia organisai karena ingin disebut aktivis malah menjadikan organisasi sebagai kerajaan-kerajaan individual, kelompok.. dan lupa akan tujuan organisasi yang begitu mulia adanya.. seharusnya dengan berorganisi mereka belajar bagaimana menerima kemajemukkan, ikut merasakan apa yang dirasakan oleh yang lain, membimbing yang membutuhkan, malah mereka yang harus dibimbing kembali.. idealisme hanya topeng belaka.. walaupu ada jugan yang memang paham dengan dunia organisasi sebgaimana mestinya tapi mereka ini dapat dihitung dengan jari..

          HAM sebagai mana mestinya haruslah kembali pada nilai-nilai kemanusiaan bukan hanya sekedar berbicara hak seseorang dibatasi oleh hak yang lainnya, tapi bagaimana kita bertindak seperti manusia, yang mana nilai ini bukanlah sebuah harga yang bersifat subjektif tapi nilai ini bersifat objektif dan mutlak tapi kenapa ini semua terlupakan dengan mudah oleh tubuh dan akal yang dikatakan sebagai bentuk dan alat penilaian dasar sebagai seorang manusia.. yang sadar akan kesemestaan segala sesutu yang ada di alam jagad raya ini..

            Apa yang salah dengan aturan-aturan kehipuan yang seperti ini yang mana seharusnya aturan-aturan tersebut mnghantarkan padan kesejahteraan umat..????? kenapa banyak mahasiswa/i menggadaikan HAM yang ada pada dirinya yang telah mendapatkan fisik manusia...??????

< PORTAL AFHY D-ICE >